AIPA Sepakat Dorong Solusi Damai Untuk Sengketa Perbatasan
Jakarta, 27 September 2010
Asean-Inter Parliamentary Assembly (AIPA) sepakat mendorong penyelesaian damai atas berbagai perbedaan yang muncul di negara-negara ASEAN, termasuk untuk sengketa perbatasan. Kesepakatan tersebut tertuang dalam resolusi AIPA terkait situasi keamanan regional dan global, pada Sidang Umum ke-31 AIPA yang berlangsung 19-25 September 2010, di Ha Noi, Vietnam.
Hal itu merupakan salah satu masukan yang disampaikan oleh Delegasi Indonesia, mengingat Indonesia berkepentingan dalam soal perbatasan, khususnya atas isu sengketa perbatasan antarnegara ASEAN yang terjadi belakangan ini. Selain itu, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Ketua DPR RI, Marzuki Alie, juga berhasil memasukkan sejumlah usulan mereka dalam berbagai tema sidang komite.
Delegasi Indonesia telah berhasil mendorong berbagai isu penting untuk dapat dipertimbangkan dan ditindaklanjuti AIPA seperti; dorongan agar isu penanganan kejahatan lintas negara seperti pencucian uang, cybercrimes, penyalahgunaan obat terlarang ditindaklanjuti penyelesaiannya melalui kerangka regional, antara lain melalui konvensi. Implementasi lebih lanjut terhadap ASEANConvention on Counter Terrorism serta dorongan agar ASEANConvention on Trafficking in Person (ACTIP) maupun ASEAN Extradition Treaty dapat segera dibentuk, juga merupakan bagian dari masukan Delegasi Indonesia yang diterima dalam AIPA. Delegasi juga berhasil merumuskan paragraf tersendiri dalam salah satu Resolusi AIPA tentang pentingnya penghormatan dan perlindungan hak-hak pekerja migran.
Sidang Umum AIPA ke-31 kali ini membahas sejumlah hal yang dibagi dalam beberapa pertemuan komite seperti Komite Masalah Politik, Komite Masalah Ekonomi, Komite Masalah Sosial, Komite Masalah Organisasi, Pertemuan dengan Parlemen Wanita AIPA, dan lain sebagainya.
Delegasi Indonesia yang hadir dalam Sidang Umum ke-31 AIPA tersebut adalah, Marzuki Alie (Ketua Delegasi), Priyo Budi Santoso (Wakil Ketua Delegasi), dengan anggota Delegasi Muhammad Hidayat Nur Wahid, Sidharto Danusuboroto, Syofwatillah Muhammad Zaini Bahnan, Ida Ria Simamora, Anton Sukartono Suratto, Bobby Adhityo Rizaldi, Vanda Sarundajang, Arif Budimanta, Al Muzammil Yussuf, Andi Anzhar Cakra Wijaya, Okky Asokawati Padmodimulio, dan Agung Jelantik Sanjaya.